Skip to main content

Macam-Macam Lapisan Kulit dan Fungsinya (Part 1)

Apa yang terpikir jika melihat kulit kita? Mungkin kita hanya melihatnya sebagai selembar lapisan tipis yang menyelimuti hampir semua bagian tubuh kita. Namun sesungguhnya kulit memiliki banyak lapisan yang memiliki fungsi masing-masing. Penelitian tentang lapisan kulit masih tetap dilakukan hingga saat ini, walaupun sudah cukup banyak yang diketahui tentang hal tersebut. Penemuan-penemuan tentang lapisan kulit telah banyak membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit-penyakit genetik dan untuk mengembangkan terapi penyakit.
Pada tulisan kali ini saya akan menjelaskan tentang lapisan kulit serta fungsinya. Akan ada banyak istilah kedokteran yang digunakan, jika pembaca kesulitan silakan tuliskan pertanyaan di kolom komentar ya! ☺

Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu:
  1. Epidermis
  2. Dermis
  3. Jaringan subkutan

Gambar 1. Lapisan Kulit
(Sumber: Clinical Dermatology 3rd ed, 2003)

Masing-masing lapisan memiliki karakteristik dan fungsi masing-masing. Yuk kita bahas satu per satu!
1. Epidermis
    Merupakan lapisan kulit yang paling superfisial dan penting dalam segi kosmetik. Epidermis memberi tekstur, kelembaban, dan warna kulit. Keratinosit (korneosit) merupakan sel utama yang menyusun epidermis. Keratinosit dibentuk dari dasar epidermis pada dermo-epidermal junction (DEJ). Lapisan dasar ini disebut juga stratum basale (basal layer), yang termasuk sel punca (stem cell). Seiring pembelahan sel punca, terbentuklah sel anakan (daughter cells) yang bermigrasi ke lapisan atas epidermis. Proses maturasi sel ini disebut keratinisasi.
Gambar 2. Lapisan- Lapisan Epidemis
(Sumber: Cosmetic Dermatology, 2009)
Seiring dengan proses maturasinya, sel-sel ini membentuk karakteristiknya masing-masing sesuai dengan lapisan-lapisan penyusun epidermis yang akan dibahas di bawah ini:
a. Stratum Basale
    Sel basal bergabung satu sama lain dan membentuk membrana basalis. Lapisan ini bertanggung jawab mempertahankan epidermis dengan memperbaharui sel secara kontinu. Sebanyak 10% sel penyusun lapisan ini adalah stem cell. Normalnya, stem cell membelah secara perlahan, namun pada kondisi tertentu seperti proses penyembuhan luka, sel ini dapat membelah lebih cepat. 

b. Stratum Spinosum
   Stratum spinosum mengandung keratin 1 dan 10, yang membentuk sitoskeleton yang lebih rigid, sehingga memberi kekuatan mekanis yang lebih besar pada sel. Selain itu, lapisan ini memiliki banyak desmosom, yaitu struktur kompleks yang tersusun atas molekul adhesi dan protein lain yang berperan dalam adhesi dan transpor sel. Desmosom ini memiliki tonjolan-tonjolan, sehingga lapisan ini disebut stratum spinosum.
   Pada lapisan ini terdapat granul lamelar yang mengandung lipid, seperti ceramide, kolesterol, asam lemak, dan enzim-enzim (protease, asam fosfatase, lipase, dan glikosidase).  Granul-granul ini bermigrasi ke permukaan dan mengeluarkan isinya secara eksositosis. Substansi yang dilepaskan ini membentuk lapisan pelindung. Semakin ke permukaan, sitoplasma sel mengandung protein, seperti involucrin, keratolinin, dan loricrin yang berfungsi memberikan "kekuatan" pada lapisan sel.

c. Stratum Granulosum
   Lapisan ini disebut stratum granulosum karena mengandung granul keratohyalin. Granul ini terisi dengan profilaggrin, prekursor filaggrin yang berfungsi menguatkan dan mempertahankan struktur lapisan kulit. Semakin ke permukaan, granul-granul keratohyalin pecah dan mengeluarkan isinya sehingga terjadi proses keratinisasi dan pembentukan lapisan tebal disebut horny envelope.

d. Stratum Korneum
    Lapisan paling superfisial dari epidermis ini disebut juga lapisan tanduk (horny layer), yang tebalnya kurang lebih 15 lapisan sel. Keratinosit pada lapisan ini merupakan sel yang paling matur dan telah mengalami proses keratinisasi lengkap. Susunannya menyerupai batu bata dan tidak memiliki organel. Lapisan ini disebut juga "dead layer" karena tidak melakukan sintesis protein dan tidak merespon sinyal selular.
    Stratum korneum berfungsi sebagai lapisan pelindung, salah satunya terhadap TEWL (transepidermal water loss). Adanya asam amino dan metabolitnya menyusun substansi yang disebut natural moisturizing factor (NMF), yang berperan penting dalam menjaga hidrasi, kekenyalan, dan fleksibilitas kulit.

Gambar 3. Gambaran Struktur Stratum Korneum yang Menyerupai Batu Bata
(Sumber: Cosmetic Dermatology, 2009)

Kita telah selesai membahas tentang lapisan epidermis. Masih ada dua lapisan lagi dalam rangkaian tulisan saya tentang lapisan kulit, yaitu dermis dan jaringan subkutan. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran, bisa disampaikan di kolom komentar ya! Semoga bermanfaat ☺.


Daftar Pustaka
Baumann, L. and Saghari, S. 2009. Basic Science of The Epidermis. In: Cosmetic Dermatology Principles and Practice. 2nd edition. New York: McGraw Hill Companies.
Hunter, J., Savin, J., & Dahl, M. 2003. Clinical Dermatology. Massachusets: Blackwell Science Ltd.


Comments