Hai semua! Pada tulisan kali ini saya
akan membahas lebih dalam tentang jerawat demi menepati janji pada pembaca di
artikel sebelumnya. Sepertinya artikel tentang jerawat sudah
banyak sekali bertebaran di media, dan saya yakin pembaca di sini sudah punya
pengetahuan tentang jerawat, mengingat penyakit kulit ini sangatlah umum dan saya yakin hampir semua orang pernah
mengalaminya. Namun di sini saya ingin mengupas lebih dalam dari sisi medis.
Apa itu jerawat?
Jerawat adalah inflamasi (peradangan)
dari unit kelenjar pilosebasea. Unit pilosebasea terdiri dari rambut, folikel
rambut, otot arektor pili, dan kelenjar sebasea. Sederhananya, unit ini biasa kita sebut pori.
Gambar 1. Unit Pilosebasea (Pori) Tempat Terjadinya Jerawat (Sumber: Cosmetic Dermatology Principles and Practice. 2nd edition, 2009) |
Apa bedanya dengan komedo? Sebenarnya pembentukan komedo dan jerawat itu sendiri adalah
suatu proses yang berbeda, namun biasanya saling berkaitan. Komedo sendiri
adalah reaksi folikel tanpa radang, dimana terjadi penumpukan sel kulit
yang terkelupas pada folikel, yang biasanya mengawali pembentukan jerawat. Sedangkan jerawat adalah proses radang pada folikel, yang nantinya memunculkan papul, pustul, atau bentukan jerawat lainnya.
Masalah jerawat sangatlah umum. Menurut Wolff, K. & R. A. Johnson (2009), sebanyak 85% remaja dan dewasa muda pernah mengalami jerawat. Penyakit ini biasanya muncul pada usia pubertas, yaitu 10-17
tahun untuk perempuan, dan 14-19 tahun untuk laki-laki. Namun bisa juga muncul
pertama kali pada usia 25 tahun.
Biasanya jerawat akan lebih parah
pada laki-laki daripada perempuan. Selain itu, faktor genetik juga berpengaruh
terhadap derajat keparahan jerawat loh! Pasien dengan jerawat kistik (tipe yang
parah) sebagian besar memiliki orangtua dengan riwayat jerawat yang parah juga.
Faktor stres dan penekanan pada wajah, seperti
menopang wajah dengan tangan, dapat menyebabkan jerawat (disebut acne mechanica). Sedangkan makanan, yang selama ini sering dikaitkan dengan jerawat, malah sebaliknya. Makanan apapun, baik itu coklat, makanan berlemak tidak ada kaitannya dengan jerawat (Wolff, K. & R. A. Johnson, 2009).
Bagaimana proses terjadinya jerawat?
Proses terjadinya jerawat dipengaruhi oleh banyak faktor, namun ada tiga proses yang mendasari, di samping pengaruh hormonal dan genetik. Yuk kita simak lebih jauh!
1. Hiperaktivitas kelenjar sebasea
Sebum diproduksi terus menerus oleh
kelenjar sebasea dan dikeluarkan melalui saluran pada folikel rambut menuju
pori. Kelenjar sebasea ini terdapat pada seluruh tubuh, namun jumlah paling
banyak ada pada wajah, punggung, dada, dan bahu. Produksi sebum ini dipengaruhi
oleh hormon androgen, sehingga kelenjar akan semakin aktif saat pubertas,
dimana hormon androgen meningkat. Akibat produksi sebum dan kapasitas saluran
yang tidak seimbang, terjadi sumbatan sebum pada folikel rambut yang diikuti
oleh inflamasi.
Pada
laki-laki, produksi sebum dipengaruhi oleh testosteron, sedangkan pada wanita,
adanya peningkatan Luteinizing Hormone (LH)
menjelang ovulasi meningkatkan produksi sebum. Dampaknya dapat dilihat pada 2-7
hari sebelum menstruasi, dimana biasanya wanita mengalami breakout.
- 2. Perubahan keratinisasi pada folikel
Pada kulit
terjadi proses yang disebut keratinisasi, dimana lapisan terluar kulit
mengalami pengelupasan dan digantikan dengan yang baru. Pada pasien dengan
jerawat, proses yang normal ini mengalami kelainan, dimana sel kulit mati yang
lepas cenderung menempel satu sama lain dan pada akhirnya menyumbat pori,
sehingga muncul blackhead/komedo
terbuka (jika pori terbuka), dan whitehead/komedo
tertutup (jika pori tertutup). Pori yang tersumbat ini merupakan sumber nutrisi
untuk bakteri Propionibacterium acnes.
Nah, adanya bakteri ini memunculkan respon imun dari tubuh, yang nantinya
menyebabkan kemerahan, nanah, dan peradangan. Peradangan yang timbul sebagian
besar disebabkan oleh zat kimia yang dilepaskan saat bakteri mencerna sebum.
3. Pengaruh bakteri
P. acnes sebenarnya merupakan bakteri
normal pada kulit manusia, dengan ataupun tanpa jerawat. Adanya akumulasi sebum
menyebabkan koloni P.acnes berkumpul
di folikel rambut. Bakteri ini nantinya mencerna trigliserida pada sebum,
menghasilkan asam lemak bebas yang menyebabkan peradangan. Selain asam lemak
bebas, juga ada beberapa zat kimia lain yang ikut berperan dalam peradangan.
Gambar 2. Proses Terjadinya Jerawat.
A. Muncul mikrokomedo akibat timbunan sel kulit mati dan sebum.
B. Komedo muncul akibat sumbatan yang semakin membesar.
C. Muncul papul/pustul yang diikuti radang dan koloni bakteri P. acnes.
D. Bentukan nodul timbul setelah folikel pecah dan radang semakin parah. Risiko scarring meningkat pada kondisi ini.
(Sumber: Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine, 2009)
|
Jenis-jenis Jerawat
1. Komedo
- Komedo terbuka (blackheads).
- Komedo tertutup (whiteheads).
2. Papul adalah bintil berukuran kecil, berwarna kemerahan karena proses radang.
3. Pustul adalah bintil berukuran kecil, dengan ujung berwarna putih dan dasar
kemerahan
4. Nodul atau kista berukuran diameter 1-4 cm, keduanya sama-sama
menimbulkan nyeri. Nodul berada di lapisan kulit yang dalam (dermis), sedangkan
kista berada di lapisan yang lebih dalam dan berisiko menimbulkan scar.
Wah, cukup panjang ya artikelnya! Pada artikel berikutnya saya akan membagikan tentang pengobatan jerawat dan perawatan agar jerawat tidak gampang kembali lagi. Bagaimana penjelasannya pada artikel kali ini? Apakah sudah cukup mudah dimengerti? Silakan comment di bawah ya! Semoga penjelasan kali ini bisa bermanfaat bagi teman-teman semua. Sampai jumpa di artikel berikutnya! ☺☺☺
Daftar Pustaka
Gambar 3. Komedo: Sumbatan Sel Kulit Mati dan Sebum pada Pori
(Sumber: Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine, 2009)
|
Gambar 4. Jerawat Tipe Komedo dan Papul Inflamasi pada Leher.
(Sumber: Cosmetic Dermatology Principles and Practice. 2nd edition, 2009)
|
Gambar 5. Jerawat Tipe Kistik pada Pipi.
(Sumber: Cosmetic Dermatology Principles and Practice. 2nd edition, 2009)
|
Wah, cukup panjang ya artikelnya! Pada artikel berikutnya saya akan membagikan tentang pengobatan jerawat dan perawatan agar jerawat tidak gampang kembali lagi. Bagaimana penjelasannya pada artikel kali ini? Apakah sudah cukup mudah dimengerti? Silakan comment di bawah ya! Semoga penjelasan kali ini bisa bermanfaat bagi teman-teman semua. Sampai jumpa di artikel berikutnya! ☺☺☺
Daftar Pustaka
Baumann, L.
and Keri, J. 2009. Acne (Type 1 Sensitive Skin). In: Cosmetic Dermatology Principles and Practice. 2nd
edition. New York: McGraw Hill Companies.
Wolff,
K. & R. A. Johnson. 2009. Fitzpatrick’s:
Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 6th edition.
New York: McGraw-Hill Company.
Saya sudah paham, akibat penumpukan minyak pada pori wajah dan kulit mati sehingga memicu koloni bakteri hingga tsrbentuklah si jerawat. Makasi infonya min.
ReplyDeleteBerkunjung ke blog saya juga ya.
https://www.intantarigan.com/?m=1