Halo!
Pada post kali ini aku ingin membahas salah satu ingredient skincare yang menjadi favoritku, yaitu lidah buaya a.k.a. aloe vera. Sejak dulu, lidah buaya sudah digunakan untuk kesehatan dan kecantikan, misalnya saja dulu saat kecil, orangtuaku sering menggosokkan gel lidah buaya ke kulit kepalaku. Katanya sih dapat melebatkan pertumbuhan rambut. Selain itu, saat ada luka bakar, seringkali gel lidah buaya dioleskan untuk mendinginkan dan mempercepat penyembuhan luka.
Sebenarnya secara medis apakah sudah terbukti? Yuk kita lihat penjelasannya di bawah ini!
Tanaman Aloe Vera
Nama latin tanaman ini adalah Aloe barbadensis miller, yang termasuk famili Liliaceae. Aloe vera banyak tumbuh di daerah kering di Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika.
Bagian yang biasanya dimanfaatkan adalah gel bening yang ada di dalam daunnya. Bahan aktif yang terkandung di dalamnya sebanyak 75 jenis, terdiri dari vitamin, enzim, mineral, gula, lignin, saponin, salicylic acids, dan amino acids.
Manfaat Aloe Vera
- Healing properties: meningkatkan sintesis kolagen dan asam hyaluronat, sehingga mempercepat penyembuhan luka.
- Melindungi dari sinar UV
- Antiinflamasi
- Efek terhadap sistem imun
- Efek laksatif
- Antivirus
- Melembabkan dan antiaging: aloe vera bisa mengikat air, sehingga memberi kelembaban pada kulit, selain itu stimulasi kolagen & elastin mengurangi keriput di wajah (wow!). Asam aminonya juga bisa membuat kulit lebih halus dan mengecilkan pori. Dan yang paling penting, aloe vera juga memiliki efek antiacne.
- Antiseptik: menghambat pertumbuhan jamur, bakteri, dan virus.
Penggunaan dalam Bidang Kesehatan
A. Penggunaan yang sudah terbukti secara medis
Dermatitis seboroik, psoriasis vulgaris, herpes genitalis, luka bakar, diabetes tipe 2, infeksi HIV, pencegahan kanker, kolitis ulseratif, penyembuhan luka, ulkus dekubitus, mukositis, dermatitis radiasi, acne vulgaris, lichen planus, frostbite, stomatitis aftosa, dan konstipasi.
Dermatitis seboroik, psoriasis vulgaris, herpes genitalis, luka bakar, diabetes tipe 2, infeksi HIV, pencegahan kanker, kolitis ulseratif, penyembuhan luka, ulkus dekubitus, mukositis, dermatitis radiasi, acne vulgaris, lichen planus, frostbite, stomatitis aftosa, dan konstipasi.
B. Penggunaan secara tradisi/teori (belum terbukti)
Alopesia, infeksi bakteri dan jamur pada kulit, chronic leg wounds, infeksi parasit, systemic lupus erythematosus, arthritis, dan tic douloureux.
Dapat menyebabkan kemerahan, rasa terbakar dan menyengat, serta dermatitis generalisata pada pasien yang sensitif. Reaksi alergi biasanya disebabkan oleh kandungan anthraquinones, seperti aloin dan barbaloin. Sebaiknya aloe vera diaplikasikan pada area kecil terlebih dahulu untuk melihat kemungkinan reaksi alergi.
Kehamilan dan Menyusui
Alopesia, infeksi bakteri dan jamur pada kulit, chronic leg wounds, infeksi parasit, systemic lupus erythematosus, arthritis, dan tic douloureux.
Efek Samping
Penggunaan topikalDapat menyebabkan kemerahan, rasa terbakar dan menyengat, serta dermatitis generalisata pada pasien yang sensitif. Reaksi alergi biasanya disebabkan oleh kandungan anthraquinones, seperti aloin dan barbaloin. Sebaiknya aloe vera diaplikasikan pada area kecil terlebih dahulu untuk melihat kemungkinan reaksi alergi.
Oral
Kram perut, diare, urin kemerahan, hepatitis, ketergantungan, atau konstipasi. Penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Efek laksatif dapat menyebabkan electrolyte imbalances (kadar potasium yang rendah).
Kontraindikasi
Dikontraindikasikan untuk pasien yang alergi terhadap tanaman famili Liliaceae.
Aloe vera oral tidak disarankan selama kehamilan karena secara teori dapat menstimulasi kontraksi uterus, dan pada ibu menyusui, kadang dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal pada anak.
Interaksi
Aplikasi aloe vera pada kulit dapat meningkatkan absorpsi krim steroid seperti hidrokortison. Selain itu dapat menurunkan efektivitas dan meningkatkan efek samping digoxin dan digitoxin, dikarenakan efeknya yang menurunkan kadar potasium. Kombinasi aloe vera dan furosemide dapat meningkatkan risiko deplesi potasium. Aloe vera juga mengurangi kadar gula darah, sehingga dapat berinteraksi dengan obat hipoglikemik oral dan insulin.
Jadi, sesungguhnya secara medis sudah terbukti kalau lidah buaya memang bermanfaat untuk berbagai penyakit, tidak hanya untuk penyakit kulit. Akan tetapi, sebelum menggunakan produk lidah buaya, ada baiknya melakukan tes alergi terlebih dahulu untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan.
Sekian post kali ini, semoga bermanfaat!
Daftar Pustaka
Surjushe, A., Vasani, R., & Saple, D. G. 2008. Aloe Vera: A Short Review. Indian Journal of Dermatology. 2008; 53(4): 163–166. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2763764/
Comments
Post a Comment